Benihpadi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara khusus dengan tujuan untuk disemai atau ditabur menjadi pertanaman, benih yang bersertifikasi adalah benih yang proses produksinya melalui sistem sertifikasi yaitu sistem produksi benih yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian secara laboratorium oleh instansi yang berwenang memenuhi persyaratan standar
Alat Pertanian – Alat dan mesin pertanian, atau yang kerap disingkat menjadi alsintan, adalah beragam alat yang dimanfaatkan para petani ataupun mereka yang bergerak di bidang pertanian guna memudahkan pengolahan lahan dan pemanfaatan hasil pertanian. Peralatan ini sangatlah penting, mengingat kondisi bahwa tak semua tempat yang terdapat lahan pertanian memiliki jumlah petani yang memadai. Dengan bantuan alat yang mumpuni, hasil kerja akan tetap maksimal sekalipun jumlah orang yang bekerja tak terlalu banyak. Daftar Isi ArtikelAlat Pertanian Tradisional1. Pacul atau Cangkul2. Garu Tanah3. Arit4. Alat Semprot Pertanian spryer5. Ani-ani ketam6. Gerejag atau Gebotan7. Penancap atau Penanam Benih taju8. Gepyok Padi9. Gasrok atau GosrokAlat Pertanian Modern1. Cultivator2. Rotavator3. Traktor4. Mesin Penanam Padi5. Mesin pemanenARTIKEL LAINNYA Alat Pertanian Tradisional Berikut ini beberapa alat tradisional yang masih tetap digunakan dan banyak di jual di pasaran. 1. Pacul atau Cangkul Fungsi utama cangkul adalah untuk membelah, membalik, memecah, dan juga menggemburkan tanah. Itulah mengapa sebelum sebuah lahan ditanami padi atau tanaman lain, tanahnya akan dicangkul terlebih dahulu supaya lebih gembur dan hasil tanaman akan lebih baik. 2. Garu Tanah Tahap kedua dalam mengolah tanah dilakukan dengan menggunakan garu. Hasilnya, tanah akan menjadi jauh lebih gembur dan rata, tata kelola air menjadi jauh lebih baik, tanaman liar yang menganggu dan berpotensi merusak hasil pertanian juga hancur. Ada beberapa jenis garu yang biasa digunakan Garu Sisir -> Garu sisir lazim digunakan pada tanah bongkah untuk membuatnya lebih subur. Namun, penggunaannya akan lebih optimal pada saat lahan pertanian tersebut masih basah setelah diolah menggunakan alat pembajak Garu Piring -> Garu ini dimanfaatkan untuk memangkas rumput pada permukaan tanah yang akan ditanami, menghancurkan lapisan tanah sehingga lebih lembut dan siap untuk ditanami. Setelah benih disebar, garu piring juga dapat digunakan untuk menutup biji tersebut agar sepenuhnya tertimbun tanah. Garu Paku -> Memiliki gigi-gigi yang menyerupai paku, garu jenis ini dimanfaatkan untuk meratakan serta menghaluskan tanah setelah dibajak. Apabila telah masanya untuk menyiangi tanaman yang baru tumbuh, para petani juga bisa menggunakan alat ini. 3. Arit Apakah Anda pernah melihat alat pertanian yang memiliki bentuk melengkung di bagian atasnya? Ya, itulah yang disebut arit atau sabit. Dengan memanfaatkan bagian lengkungan yang tajam, petani menggunakannya untuk memotong tumbuhan. Cara kerja alat ini sangat sederhana. Anda cukup menebas tanaman di bagian bawahnya dengan satu kali ayunan. Apabila Anda memegang arit dengan tangan kanan, maka tangan kiri digunakan untuk memegang bagian atas tanaman yang ditebas. 4. Alat Semprot Pertanian spryer Spryer adalah alat yang berfungsi untuk memecah suspense atau larutan agar menjadi butiran cair. Mengapa harus dalam bentuk butiran cair yang kecil? Karena hal ini menyesuaikan dengan dosis pestisida atau pupuk yang akan diaplikasikan ke tanaman. Secara umum, ada 2j enis alat semprot, yaitu sebagai berikut. Knapsack Spryer -> Alat ini adalah salah satu yang paling lazim digunakan. Cara memakai alat ini adalah dengan cara diletakkan di punggung layaknya membawa tas ransel. Cairan di dalam penampung larutan tersebut bisa keluar berkat pompa yang dijalankan oleh tangan dengan gerakan naik-turun. Motor Spryer -> Berbeda dengan knapsack spryer yang cara pakainya adalah dengan digendong, motor spryer dapat difungsikan dengan cara diletakkan di atas tanah, diangkut menggunakan helicopter, ditarik kendaraan, atau bisa juga ditaruh di punggung. Apabila jangkauan lahan yang hendah disemprot larutan kimia tersebut sangat luas dan ingin selesai dalam waktu singkat, penggunaan motor spryer adalah cara terbaik. 5. Ani-ani ketam Ani-ani adalah sebuah alat yang menyerupai pisau berukuran kecil. Manfaatnya bagi para petani adalah untuk memanen padi. Cara kerjanya cukup unik. Ketam ini dapat memotong tangkai padi yang berisi penuh bulir siap panen satu persatu. 6. Gerejag atau Gebotan Meski sudah banyak ditinggalkan, namun metode merontokkan bulir padi menggunakan gerejag atau gebotan tetap layak untuk dipelajari. Ada beberapa komponen yang membuat gebotan ini dapat difungsikan, yaitu sebagai berikut. Rak peluruh bulir padi yang terbuat dari kayu atau bambu setinggi empat kaki yang diletakkan di tanah. Meja rak yang juga untuk meluruhkan bulir padi. Material pembuatnya adalah bambu yang dibelah dengan jarak kurang lebih sekitar 1 sampai 2 cm. Di bagian samping dan belakang, umumnya ditutup menggunakan plastik, tikar, terpal, atau alat lainnya yang ada di sekitar tempat merontokkan bulir padi. Sedangkan, untuk bagian depannya tetap dibiarkan terbuka. Alasan utama mengapa teknik menggunakan gebot ini ditinggalkan adalah karena memerlukan waktu lama, tenaga yang besar, dan angka susut padi juga besar karena tak semuanya bisa rontok. 7. Penancap atau Penanam Benih taju Menggunakan alat manual untuk menanam benih memang memudahkan daripada tak menggunakan alat sama sekali. Namun, Anda harus pandai pandai mengatur irama putaran tangan dan kaki agar dapat bekerja secara serempak. 8. Gepyok Padi Supaya bulir padi yang telah matang dapat luruh dari batangnya yang telah dipotong menggunakan ani-ani, para petani tradisional banyak yang masih memanfaatkan gepyok. Alat ini umumnya terbuat dari kayu atau bambu. 9. Gasrok atau Gosrok Gosrok merupakan alat tradisional yang dipakai supaya tanah menjadi lebih subur. Dalam prosesnya, gosrok ini dapat membuat akar padi terputus. Namun ini adalah suatu manfaat besar karena dengan putusnya akar diharapkan padi dapat bercabang banyak. Alat Pertanian Modern Dengan berkembangnya teknologi saat ini, pekerjaan para petani juga semakin dimudahkan dengan hadirnya alat-alat pertanian modern yang bisa digunakan seperti di bawah ini 1. Cultivator Aktivitas membajak sawah kini menjadi jauh lebih cepat dan efektif berkat hadirnya cultivator. Fungsinya adalah untuk menyiapkan tanah sekunder agar hancur dan halus dengan cara dibajak. Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan gerigi yang menancap pada tanah. Dengan bantuan mesin penggerak, maka tanah akan otomatis bergerak, terangkat, dan terpecah. 2. Rotavator Memiliki manfaat yang serupa dengan traktor, rotavator ini dimanfaatkan untuk mengolah tanah dalam dua langkah pengolahan. Langkah pertama, alat ini berfungsi sebagai pencacah dengan cara membolak-balikkan tanah. Langkah selanjutnya adalah untuk merapikan sekaligus memusnahkan tanaman liar yang mengganggu lahan pertanian yang telah siap tanam ini. 3. Traktor Traktor adalah salah satu mesin utama yang diandalkan para petani untuk mengolah lahan pertanian mereka. Menggunakan bahan bakar solar atau bensin, alat ini tak akan bekerja dengan baik tanpa komponen-komponen yang melekat. Bajak singkal luku -> Memasang luku haruslah dalam posisi sejajar dengan bingkai supaya tidak mengganggu proses pendinginan mesin diesel traktor. Untuk mendapatkan hasil pembajakan hingga ke kedalaman yang diinginkan, Anda hanya perlu mengatur ulirnya. Puddler gelebek -> Anda dapat menggunakan gelebek untuk menghancurkan bongkahan tanah yang kerap menggumpal-gumpal. Namun, apabila kondisi tanahnya kering, sebaiknya gunakan luku terlebih dahulu untuk hasil yang lebih baik. Leveler garu -> Tanah yang telah gembur perlu diratakan sebagai proses akhir dalam mengolah lahan pertanian. Untuk meratakannya, Anda dapat memanfaatkan garu. Pada alat yang lebih mutakhir, penggunaan garu dapat bersamaan dengan traktor sehingga pengerjaan tanah tak terlalu terasa berat dan melelahkan. Bajak Piringan -> Piringan yang terdapat pada mesin ini, diikat pada suatu besi memanjang melalui bantalan khusus yang menjaganya tetap stabil. Saat traktor menariknya, piringan ini akan berputar dan tanah akan tercacah lebih sempurna. Bajak rotary -> Memanfaatkan mata pisau yang berputar, alat ini sangat bermanfaat untuk mengolah tanah secara intensif karena mampu mencacahnya hingga bongkahan ini pecah menjadi ukuran yang jauh lebih kecil. Bajak Subsoil -> Dengan menggunakan bajak subsoil, petani dapat mengolah tanah dengan memecah tanah dan membentuknya hingga menjadi parit yang siap untuk menjadi saluran air. 4. Mesin Penanam Padi Menanam padi menjadi proses yang cukup memakan waktu dan juga tenaga. Dengan penemuan alat penanam padi modern, petani tak perlu lagi menanam bibit secara manual. Namun, alat ini belum sepenuhnya dapat difungsikan untuk seluruh jenis palawija ataupun tanaman hasil pertanian. Mesin penanam modern yang telah beredar di pasaran sejauh ini adalah yang dapat digunakan untuk menanam jagung, padi, dan kentang 5. Mesin pemanen Seperti layaknya mesin penanam padi, alat pemanen modern ini juga memudahkan petani tanpa harus membuang banyak waktu dan tenaga untuk memanen hasil pertanian. Jenis tumbuhan yang dapat dipanen dengan alat ini adalah tebu, kentang, dan kacang tanah Demikianlah penjelasan mengenai alat apa saja dalam dunia pertanian yang tergolong tradisional dan modern. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, ada banyak pekerjaan petani yang menjadi jauh lebih efektif sehingga hasil panen pun melimpah dan berkualitas baik. Untukproses cocok tanam padi sendiri cara keluarga beliau adalah sebagai berikut: pertama tentunya lahan sudah di siapkan. Mengolah tanah dengan cara ditraktor, kemudian menyiapkan lahan untuk persemian benih. Di lahan persemian benih ini membuat lubang dengan jarak 23 cm, setiap lubang diisi 3 biji benih padi, dibiarkan tumbuh.
SEBAGAI perusahaan tambang dan pengolahan nikel terbesar, PT Vale Indonesia PT Vale berkomitmen menerapkan nilai-nilai pada kelestarian lingkungan dan sosial yang berkelanjutan. OLEH M RAIN DALING * Selama lebih dari lima dasawarsa beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, PT Vale selalu memegang teguh nilai-nilai sosial, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip tersebut bukan saja tercermin pada kegiatan produksi semata, namun juga pada tanggungjawab sosial masyarakat. Salah satunya, Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan PSRLB pada wilayah pemberdayaan di Blok Sorowako. Program PSRLB mengubah petani dalam cara budi daya padi yang awalnya konvensional, beralih menggunakan metode System of Rice Intensification SRI organik yang ramah lingkungan. SRI organik, merupakan prinsip bertani sawah yang sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi, melainkan seluruh proses menggunakan bahan organik. Dalam penerapan cara tanam SRI organik, PT Vale mengembangkan Teknologi Tepat Guna TTG penyiang atau gasrok gulma padi yang ramah lingkungan. “Teknologi gasrok merupakan instrumen penting dalam budi daya pertanian sehat ramah lingkungan berkelanjutan,” kata Senior Koordinator Program Sosial PT Vale, Laode Muhammad Ichman, Rabu 24/11/2021. Sebagai alat penyiang padi, gasrok punya peran 40 persen pemeliharaan tanaman melalui kegiatan penyiangan gulma padi pada metode SRI organik. Ichman menjelaskan, kegiatan menggunakan gasrok manual berpengaruh terhadap sifat fisik tanah menjadi gembur melalui perubahan aerasi tanah dan daya inpiltrasi tanah. “Putusnya sebagian perakaran lateral pada padi, sehingga memberikan efek rangsangan pertumbuhan akar yang lebih baik dan produktif,” ucapnya. Selain itu, memotivasi kehidupan biodiversiti pada ekosistem, dan menstabilkan daur aliran energi, sebagai modal keberlanjutan ekosistem. “Sebagai media fasilitasnya pengendalian berbagai organisme pengganggu tanaman. Membantu daya pengikatan terhadap air, memfasilitasi cepatnya terbentuk humus, peningkatan produktivitas hasil gabah,” jelasnya. Penggunaan teknologi ini, kata Ichman, dapat menurunkan emisi gas metan CH4 dan Dinitrogen Monoksida N20. Bahkan, kata Ichman, mampu mengurangi emisi gas CO2 akibat tidak ada pembakaran jerami seperti pada metode konvensional. Dan terpenting, teknologi ini dapat memelihara keanekaragaman hayati yang membentuk suatu rantai makanan, sehingga akan membuat alam seimbang. “Mengurangi problem sampah yang mencemari lingkungan kompos dan peningkatan kadar bahan organik dalam tanah,” kata Ichman. Dia mengatakan, penggunaan teknologi ini juga dapat menghemat 20 persen biaya pengolahan lahan. Ketersedian pupuk yang dibuat secara mandiri kompos. “Karena tidak menggunakan pestisida/racun yang dibeli dari toko. Biaya perawatan dan penyiangan gulma lebih hemat. Penggunaan air juga sangat hemat,” ucapnya. “Produktivitas hasil produksi meningkat, harga pembelian beras organik relatif lebih tinggi,” ucapnya lagi. Hal tersebut sejalan demi tercapainya perbaikan budi daya pertanian pada komoditas unggulan Luwu Timur, dengan menggunakan teknologi budi daya yang maju dan ramah lingkungan. Tercapai peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui kegiatan pengolahan produk pertanian untuk mendapat nilai tambah ekonomi masyarakat agraris. Selain itu, TTG sejalan dengan nilai Vale, bahwa kehidupan adalah yang terpenting. “TTG juga sejalan dengan nilai Vale, bahwa kehidupan adalah yang terpenting, bahwa kehadirannya untuk menghargai bumi dan manusia,” kata Ichman. Konsep ini hadir membawa nilai dan mendukung fokus Vale dalam “Net Zero Emissions” atau Nol-Bersih Emisi. “Menjadi komitmen Vale untuk menjadi industri pertambangan Net Zero Emissions pada tahun 2050,” ujar Ichman. Berdasarkan hasil riset terakhir penggunaan gasrok manual, kata Ichman, risk matrix turun dari sebelumnya 80 persen menjadi 12 persen. “Emisi karbon yang dapat dihitung dari penghematan konsumsi bahan bakar per hektar dalam 1 tahun adalah sebesar 528 kilogram CO2e,” ucapnya. Kemudian, kata Ichman, efisiensi bahan bakar minyak BBM 280 liter per tahun dan oli 120 liter per tahun. PRODUKSI gasrok diserahkan oleh SDP ke Asosiasi Petani SRI organik Luwu Timur. FOTO DOK VALE AWAL MULA PENGGUNAAN GASROK Sejak peralihan dari konvensional ke metode tanam SRI organik pada 2015 hingga saat ini, petani binaan PT Vale diarahkan menggunakan gasrok gulma padi. “Dari pertama program PSRLB berlangsung, petani sudah kami arahkan untuk membuat gasrok untuk penyiangan gulma padi,” kata Yogi AMP, pendamping program PSRLB dari Yayasan Aliksa Organik SRI sebagai mitra PT Vale. Gasrok merupakan teknologi atau alat penyiangan gulma padi manual yang dimodifikasi sebagai pengganti herbisida racun rumput, yang sebelumnya digunakan oleh petani dalam metode konvensional. Pada awalnya, gasrok masih terbuat dari kayu. Namun, sering berjalannya waktu, pihaknya bekerjasama dengan Akademi Tehnik Sorowako ATS di bawah bendera PT Vale, mengembangkan teknologi gasrok menggunakan besi. “Saat ini sudah kerjasama dengan ATS menggunakan besi yang dimodifikasi,” ucapnya, Kamis 25/11/2021. Yogi menjelaskan, budidaya padi pada metode konvensional menggunakan herbisida untuk membasmi rumput. Sedangkan, budidaya SRI Organik menggunakan gasrok untuk mengendalikan rumput atau gulma padi. “Jadi di SRI Organik menggunakan gasrok sebagai alat pengganti herbisida yang selama ini digunakan petani di metode konvensional,” ucap Yogi. Manfaat Gasrok, ucap Yogi, tidak mencemari air, udara, tanah dan tanaman budidaya, sehingga sangat ramah lingkungan. “Gasrok membalikkan tanah sehingga udara perputaran dan pertukaran udara lancar yang berdampak pada kesuburan perakaran dan tanaman,” ucap Yogi. Selain itu, gasrok juga tidak membunuh jasad non-sasaran musuh alami, terkendalinya gulma tanaman, tidak ketergantungan terhadap racun rumput herbisida. “Gasrok murah dan dapat dibuat dimana saja karena bahannya mudah didapat,” ucapnya. MENYUBURKAN TANAH, MENINGKATKAN PRODUKSI Gasrok sangat ramah lingkungan, tidak mencemari air, tanah, udara dan tanaman budidaya. Yang paling penting dari hasil teknologi ini adalah menyehatkan bagi alam dan manusia. Metode penggunaan gasrok juga bermanfaat agar tidak terjadinya degradasi serangga tanaman, rumput atau gulma ditenggelamkan sehingga dapat menjadi nutrisi kembali bagi tanaman budidaya. “Dengan gasrok, akan menjadikan akar yang subur. Dan tanaman yang subur maka akan meningkatkan produktivitas, kualitas dan kuantitas,” kata Yogi. Penggunaan gasrok pada metode tanam SRI organik, menghasilkan produksi yang jauh lebih tinggi ketimbang cara konvensional. Bahkan, masa panen meningkat menjadi dua kali setahun, dengan sekali panen mampu memproduksi padi sebanyak 6-7 ton per hektare. “Kalau konvensional hanya 4-5 ton per hektare. Sedangkan Gasrok dapat memproduksi padi 6-7 ton per hektare setiap panen,” jelas Yogi. Seiring dengan peningkatan produksi padi, petani juga mempunyai pendapatan yang jauh meningkat ketimbang saat masih menggunakan konvensional. Yogi mengilustrasikan pendapatan petani yang menggunakan metode SRI organik setiap musim panen, dengan harga beras organik Rp17 ribu-Rp18 ribu per kilogram. “Jika petani memproduksi padi 6-7 ton gabah kering pungut GKP per hektare, maka yang menjadi beras kisaran 45-50 persen dari jumlah tersebut, berarti paling sedikit tiga ton,” jelasnya. “Nah, jika GKP enam ton, maka menghasilkan beras organik tiga ton dikalikan Rp 17 ribu. Itulah pendapatan petani,” ujar Yogi. Tingginya pendapatan dari metode SRI organik ketimbang konvensional juga diamini oleh seorang petani binaan PT Vale, Yuli Sumule. Dia mengatakan, pola tanam SRI organik dengan penggunaan gasrok sangat menyuburkan tanah, dan yang paling penting adalah ramah terhadap lingkungan. “Saya juga menggunakan gasrok yang manual bantuan dari PT Vale,” kata Sumule, yang juga Ketua Kelompok Tani Mina Padi Manggis Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur. Dengan menggunakan gasrok, ujar Sumule, sangat memudahkan penyiangan gulma padi. “Saat beralih ke pola tanam SRI organik, kami hanya menggunakan gasrok, tidak ada alat lain,” ucapnya, Jumat 26/11/2021. Dia meyakini bahwa teknologi gasrok sangat membantu menyuburkan tanah. Rumput liar hilang, tanah gembur membantu padi menyerap nutrisi dari pupuk organik, sehingga berimbas pada peningkatan produktivitas padi setiap musim panen. “Tiap tahunnya dua kali panen, dengan hasil produksi rata-rata dua ton per hektare,” kata Sumule, yang menggarap satu setengah hektare sawah miliknya. Setiap panen, dia bisa mengantongi Rp 15 juta-Rp17 juta dari penjualan beras organik, hasil bertanam padi menggunakan metode SRI organik. “Biasa dapat Rp 15 juta-Rp 17 juta tergantung dari banyaknya yang dijual karena sebagian dikonsumsi. Perbandingannya 60 persen dijual dan 40 persen dikonsumsi,” ucapnya. PENGGUNAAN produk gasrok model lama yang masih terbuat dari kayu. FOTO DOK VALE Hasil yang dia dapat setelah beralih ke SRI organik, lebih banyak ketimbang masih konvensional. Sumule mengakui beras biasa atau non-organik hanya laku di pasaran Rp 9 ribu-Rp 10 ribu. “Dulu, saat masih konvensional non-organik, harga beras biasa kadang Rp 9 ribu, kadang Rp 10 ribu, tergantung harga pasaran,” ucapnya. Sementara, Head of Communications PT Vale, Bayu Aji, mengatakan, penggunaan gasrok dalam metode SRI organik telah memberi banyak manfaat, selain ekonomis juga menjaga ekologi agar terus lestari. Metode SRI organik dengan penggunaan teknologi gasrok telah dipraktikkan oleh 196 petani dengan lahan garapannya seluas 83,9 hektar di 9 kecamatan se Luwu Timur. “SRI organik memproduksi padi organik yang mengandalkan gasrok dan bahan alami, tanpa kimiawi, mulai dari proses tanam hingga panen,” ujar Bayu. Petani binaan PT Vale pun menghasilkan beras berlabel “Matano Rice” yang telah tersertifikasi organik berskala nasional dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik, Inofice. Tidak hanya kemampuan bertani organik yang diajarkan, PT Vale juga memberikan pendampingan kepada kelompok tani binaan dengan membukakan akses pasar. Hal itu penting agar beras organik yang dihasilkan petani binaan dapat dijual di Koperasi Karyawan PT Vale, dan beberapa toko sembako yang tersebar di Luwu Timur hingga ke luar kabupaten. “Inisiatif SRI organik melalui Program PRSLB, yang merupakan dari program sosial PT Vale atau yang lebih dikenal dengan Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat PTPM,” ucap Bayu. PT Vale, perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia, yang menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia dan alam. *** * Penulis adalah Wakil Pemimpin Redaksi Tulisan ini diikutsertakan dalam Vale Journalist Writing & Photo Competition 2021, Tema Pertambangan Berkelanjutan
MembuatBokashi -- Kalau sudah “jatuh cinta” dengan dunia tanaman dan suka menanamnya, sebaiknya Sobat mengetahui bagaimana teknik atau cara membuat pupuk bokashi sebagai nutrisi organik bagi tanaman. Sebab, dengan pintar memproduksi pupuk organik, maka secara pelan-pelan (gradually) akan melepaskan ketergantungan terhadap pupuk kimia/anorganik.
PedomanBudidaya Padi Hibrida DOWNLOAD. 9 Cara Mengendalikan Hama Tikus Sawah DOWNLOAD. Cara Membuat Tape Singkong DOWNLOAD. Biologi dan Morfologi Tikus sawah DOWNLOAD. Manfaat dan Cara Mengembangkan Bakteri Ampela Ayam DOWNLOAD. Budidaya Cincau DOWNLOAD. Budidaya Melon di Lahan Sawah DOWNLOAD. Budidaya Gandum di
HUBUNGIKAMI ☎ WA 0813 2744 6997 Harga Kitchen Set Dapur Sempit Dukuhseti, Pati 59158 HUBUNGI KAMI ☎ WA 0813 2744 6997 Harga Kitchen Set Dapur Sempit Dukuhseti, Pati 59158 ~ ☎ WA 0813 2744 6997 Images Kitchen Set Minimalis Pati, Pati 59113 ☎ WA 0813 2744 6997 Cara Membuat Kitchen Set Kayu Pati, Pati
CARAMEMBUAT MESIN PERONTOK PADI Mesin Padi Perontok ini sangat sederhana hanya bermodalkan RP 100.000.saja, sudah bisa digunakan bertahun-tahun lama ,dan juga bisa digunakan secara bergilir atau bergantian ,karena mesin ini ZNluRu.
  • 19nuady5mg.pages.dev/348
  • 19nuady5mg.pages.dev/108
  • 19nuady5mg.pages.dev/440
  • 19nuady5mg.pages.dev/463
  • 19nuady5mg.pages.dev/261
  • 19nuady5mg.pages.dev/153
  • 19nuady5mg.pages.dev/61
  • 19nuady5mg.pages.dev/118
  • cara membuat gasrok padi dari kayu