Husainas menimpali, "Benar ucapanmu. Segala sesuatu ada di tangan Allah. Setiap hari Dia pasti memiliki kehendak. Jika ketentuan Ilahi sesuai dengan kehendak kami, maka kami akan bersyukur kepada-Nya atas seluruh nikmat yang telah Dia anugerahkan. Untuk bersyukur ini, kami memohon taufik kepada-Nya. Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TAALA MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TAALA بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH TAALA Di antara kaidah yang ditunjukkan oleh Alquran dan hadis Nabi ﷺ adalah, barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung Arab Badui yang berkata أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ “ “Rasulullah ﷺ memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi ﷺ berkata Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu sebagai pengganti, pen. yang lebih baik darinya.” [HR. Ahmad no. 20739. Dinilai Sahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth] Allah ﷻ banyak menyebutkan hal ini di berbagai ayat dalam Alquran. Di antaranya adalah kisah tentang sahabat nabi dari kaum Muhajirin yang berhijrah bersama Nabi ﷺ ke kota Madinah dengan meninggalkan kampung halaman dan harta mereka di kota Makkah. Mereka juga meninggalkan berbagai kesenangan yang mereka miliki. Allah ﷻ pun kemudian mengganti dengan limpahan rezeki di dunia, dan kemuliaan untuk mereka radhiyallahu anhum. Nabi Ibrahim alaihis salaam meninggalkan ayah dan kaumnya, dan juga meninggalkan Sesembahan-sesembahan mereka selain Allah ﷻ. Lalu Allah ﷻ pun mengaruniakan Ishaq dan Ya’qub kepada beliau, serta anak keturunan yang saleh. Demikian pula Ash–Habul Kahfi, ketika mereka meninggalkan kaumnya dan Sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah ﷻ, maka Allah ﷻ pun menurunkan rahmat-Nya, dan menjadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang tersesat. Allah ﷻ berfirman وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan ingatlah kisah Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam tubuh-nya roh dari Kami. Dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam.” [QS. Al-Anbiyaa’ 21 91] Maka barang siapa yang meninggalkan dorongan syahwatnya, maka Allah ﷻ akan ganti dengan rasa cinta kepada-Nya, manisnya beribadah hanya kepada-Nya, bertobat kepada-Nya, yang itu semua mengalahkan berbagai kelezatan duniawi. Referensi Disarikan dari kitab Al-Qowaa’idul Hisan Al-Muta’alliqatu bi Tafsiir Alquran, karya Syaikh Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Taala, cet. Daar Thaybah tahun 1434, hal. 219-220 kaidah ke-69. Penulis M. Saifudin Hakim Sumber ══════ Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 405 133 434 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Email [email protected] Twitter NasihatSalaf Facebook Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest Related Posts
islam sejarah islam, literaturislam, daulah, kerajaan islam, sultan, kesultanan, islam nusantara, khalifah, shirah, shirah nabawiyah, kisah rasul
Tidak diragukan lagi, bahwa syahwat memiliki peran layaknya penguasa bagi jiwa dan pengendali bagi hati. Karenanya, membebaskan jiwa dari kungkungan syahwat amatlah berat. Akan tetapi, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkannya. Barangsiapa yang meminta pertolongan kepada-Nya maka niscaya Allah akan KuncinyaMendapatkan Ganti Yang Lebih BaikBeberapa Contoh Ikhlas KuncinyaSeorang hamba akan menemui kesulitan untuk meninggalkan apa-apa yang diinginkan hawa nafsunya manakala hal tersebut dilakukan dengan niat karena selain Allah Azza Wa Jalla. Adapun ketika seorang hamba meninggalkannya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, maka niscaya dia tidak akan menemukan kesulitan yang berarti kecuali pada kali pertama saja, sebagai cobaan terhadap apa yang diusahakannya. Seorang yang bersabar untuk menahan nafsunya sesaat niscaya dia akan mendapatkan kelezatan yang Ganti Yang Lebih BaikManakala keinginan jiwa terhadap perkara-perkara yang diharamkan begitu besar, hasrat untuk memenuhi panggilan nafsu tersebut begitu kuat, ditambah dengan banyaknya sarana untuk melakukannya, maka semakin besar pula ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang mampu untuk meninggalkannya. Allah lipat gandakan pahala bagi mereka yang ber-mujahadah untuk melepaskan jiwa dari kungkungan sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Ganti yang akan Allah berikan bermacam-macam. Ganti yang paling utama adalah kebahagiaan bersama Allah, kecintaan, dan ketenangan hati tatkala mengingat Nya. Selain itu, Allah pun akan mengganti dengan bertambahnya kekuatan, semangat, dan harapan yang tinggi akan keridhaan kepada-Nya saja. Iapun akan mendapatkan ganjaran dan kebaikan dalam kehidupan dunia, serta apa yang telah Allah siapkan untuknya di akhirat kelak. Beberapa Contoh Berikut ini beberapa contoh, barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah berikan ganti yang jauh lebih baik Barangsiapa yang meninggalkan perbuatan meminta kepada dukun dan tukang sihir, maka Allah akan menganugrahkan kesabaran dan kejujuran dalam tawakkal serta terealisasinya tauhid yang murni dalam dirinya hanya kepada Allah yang meninggalkan dunia dan kesibukannya yang melalaikan, Allah akan menyatukan semua urusannya, Allah jadikan kekayaan ada di dalam hatinya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan dunia itu hina yang meninggalkan teman yang buruk, yang ia sangka temannya itu dapat memberikan kegembiraan atau kesenangan berhadap dirinya, maka Allah gantikan baginya teman-teman yang baik, teman yang akan setia bersamanya dalam keadaan sulit dan senang. Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan walaupun dia adalah pihak benar, niscaya Allah gantikan untuknya sebuah rumah di tepi surga. Allah selamatkan dia dari segala pertikaian, terpelihara kebersihan hatinya dan ditutup segala yang meninggalkan sifat curang dalam jual beli, Allah akan tambahkan kepercayan manusia kepada dirinya. Manusia pun ridha terhadap barang yang meninggalkan riba dan pekerjaan yang buruk, niscaya Allah akan memberikan keberkahan dalam rizkinya dan Allah akan membukakan baginya pintu-pintu kebaikan dan yang meninggalkan dari melihat hal-hal yang diharamkan Allah, maka Allah akan gantikan untuknya firasat yang kuat, cahaya yang bersinar di dalam hatinya dan ketentraman yang meninggalkan sifat takabur sombong dan senantiasa menghiasi dirinya dengan sifat tawadhu’, maka Allah sempurnakan kedudukannya dan tinggikan derajatnya. Rasulullah Shalallahualaihi Wassalam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim “Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena Allah, maka Dia akan mengangkatnya di hadapan manusia”.Barangsiapa yang meninggalkan lezatnya tidur di malam hari, dia bangkit untuk menunaikan sholat malam karena Allah Azza Wa Jalla, maka Allah akan gantikan untuknya kegembiraan, semangat dan kebahagiaan di pagi bertekad yang meninggalkan rokok, minuman yang memabukkan dan obat-obatan terlarang, maka Allah akan menolongnya untuk meninggalkan semua itu. Allah gantikan untuknya dengan kesehatan dan kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan atau kesenangan yang semu dari perkara yang terlarang tersebut. Barangsiapa yang meninggalkan membalas dendam dalam keadaan dia mampu untuk melakukannya, maka Allah akan gantikan untuknya kelapangan dada dan kedamaian dalam hati. Karena sesungguhnya dalam pemberian maaf ada kedamaian , ketenangan, kesenangan yang hakiki dan kemulian diri, yang kesemuanya tidak akan didapatkan dari membalas yang meninggalkan al-Isyq atau perasaan cinta yang terlarang, memutuskan semua sebab-sebab yang dapat membawanya kepada cinta tersebut, dan memboikot dirinya agar tidak terjerumus kedalamnya seraya mengharap wajah Allah dengan sepenuh jiwanya, niscaya Allah akan memberikannya rizki berupa kedamaian jiwa dan kemuliaanya, Allah selamatkan dirinya dari segala bentuk kesusahan, memenuhi hati nya dengan rasa mahabbah hanya kepada Allah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu Karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah ditinggalkannya. Sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya Barangsiapa yang beramal kebaikan walau seberat biji dzarroh pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah pun , niscaya dia akan melihat balasannya pula” QS. Al-Zalzalah 7-8 Sumber Ceramah Syaikh Abdullah Asy Syamiri di radio Idza’atul Qur’an Saudi Arabia, diterjemahkan oleh Muhammad IhsanArtikel Buletin Al Hikmah edisi 1-2, dipublikasi ulang oleh
CeritaInspiratif Pagi (CIP)Kisah Sayur Terong (Meninggalkan Sesuatu Karena Allah) loading...Karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini maka aku tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya? Foto/Ilustrasi/Ist SUATU hari di zaman Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalaham SAW ada seorang pencuri yang hendak bertobat . Dia mendatangi majelis Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi . Pada hari itu para sahabat banyak berkumpul. Lelaki itu duduk manis menyimak kata demi kata yang diucapkan Nabi SAW mengatakan “Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang haram itu dalam keadaan halal ”.Pencuri ini sulit memahami maksud ucapan itu. Sementara itu, saat majelis usai, para sahabat kembali mendiskusikan hal-hal terkait masalah tersebut. Para sahabat memiliki tingkat keimanan dan pemahaman yang jauh lebih baik dari dirinya. Ini membuat dirinya rendah diri. Akhirnya malam pun semakin larut, sang pencuri lapar. Keluarlah dia dari Masjid demi melupakan rasa suatu gang tempat dia berjalan, lelaki ini mendapati sebuah rumah yang pintunya agak terbuka. Dengan insting pencurinya yang tajam ia dapat melihat dalam gelap bahwa pintu itu tidak itu, timbullah peperangan dalam hatinya untuk mencuri atau tidak. Itu adalah peluang yang baik untuk mencuri. Tapi, tidak. Ia sudah bertobat. Ia merasa tidak boleh mencuri tiba-tiba timbul bisikan aneh, “Jika kamu tidak mencuri mungkin akan ada pencuri lainnya yang belum tentu seperti kamu”.Dia pun berpikir. Sesaat kemudian maka diputuskan bahwa dia hendak memberitahukan/mengingatkan pemiliknya di dalam agar mengunci pintu rumahnya, karena sudah lewat tengah hendak memberi salam namun timbul kembali suara tadi “Hei pemuda! bagaimana kalau ternyata di dalam ada pencuri dan pintu ini ternyata adalah pencuri itu yang membuka, bila engkau mengucap salam … akan kagetlah dia dan bersembunyi, alangkah baiknya jika engkau masuk diam-diam dan memergoki dia dengan menangkap basahnya!”Ah.. benar juga, masuklah ia dengan tanpa suara… Ruangan rumah tersebut agak luas, dilihatnya berkeliling ada satu meja yang penuh makanan, timbul keinginannya untuk mencuri lagi. Namun segera ia sadar, “Tidak, aku tidak boleh mencuri lagi,” ia dengan hati-hati. Syukurlah tidak ada pencuri berarti dan memang sang pemilik yang lalai mengunci tinggal memberitahukan kepada pemilik rumah tentang kelalaiannya, tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari sudut ruang. Ahh, ternyata ada yang tidur, mungkin sang pemilik dan sepertinya perempuan cantik. Baca Juga Tanpa dia sadari kakinya melangkah mendekati tempat tidur. Perasaannya berkecamuk, macam-macam yang ada dalam hatinya. Kecantikan, tidak lengkapnya busana tidur yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor dalam besarnya hingga keluar keringat dinginnya. Seakan jelas ia mendengar jantungnya berdetak kencang serta tak dia sangka, ia sudah duduk mematung disamping tempat tidur. “Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertaubat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidak!” pikirnya ia memutar badannya untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana tadi. Ketika akan menuju pintu keluar ia melalui meja makan. Tiba-tiba terdengar bunyi dari dalam perutnya. Si pencuri ini aneh tadi muncul lagi “Bagus hei pemuda yang baik, bagaimana ringankah sekarang perasaanmu setelah melawan hawa nafsu birahimu?”“Ada rasa bangga dalam hati si pencuri ini dapat berbuat kebaikan dan niat perbuatan pemberitahuan ini akan sangat terpuji,” pikir sang itu berkata Makinbulat tekad saya setelah proses pengurusan keberangkatan haji sampai terlaksananya di Baitullah, saya menangis bahagia atas semua kemudahan berupa pertolongan Allah, baik itu di tanah air ataupun saat pelaksanaan haji di tanah Haram. Saya meyakini semua adalah karena ridha Allah setelah saya lepas dari riba atau sesuatu yang masih meragukan. Indahnya ajaran Islam dapat kita buktikan dengan cara sederhana. Misalnya, Allah tidak pernah memberatkan hamba-hamba-Nya dalam perkara ibadah. Ketika Allah memerintahkan kita untuk mengerjakan suatu amalan, maka Allah terlebih dahulu mengutus Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam. Semuanya telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, mulai dari perkara wajib hingga sunnah, dan juga lengkap dengan tata yang lebih sederhana lagi adalah perkara-perkara yang dilarang oleh Allah. Kita hanya dituntut untuk meninggalkannya. Perhatikan kaidah usul fikih berikut,الأصل في الأشياء الإباحة حتى يدل الدليل على التحريم“Hukum asal segala sesuatu adalah boleh, hingga datang dalil yang menyatakan keharamannya.”Lihatlah, ketika Allah melarang kita untuk meminum khamr dan sejenisnya, Allah pun telah menciptakan untuk kita air hujan, susu, madu, salju, air kelapa, dan berbagai jenis air yang halal untuk kita konsumsi. Begitu pula makanan, ketika Allah melarang beberapa jenis hewan untuk dimakan, Allah pun telah halalkan bagi kita jenis hewan yang jumlahnya jauh lebih banyak. larangan, kerjakan perintah semampunyaMeninggalkan maksiat karena Allah, jadilah hamba muliaKenalilah tingkatan maksiatTinggalkan larangan, kerjakan perintah semampunyaDari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.“Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka” HR. Bukhâri dan Muslim.Dari hadis di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberitahukan bahwa segala hal yang Allah perintahkan, maka cukup mengerjakannya semampu kita. Akan tetapi, untuk larangan-larangan yang Allah larang, maka wajib secara totalitas kita tinggalkan. Tanpa banyak bertanya kenapa yang ini tidak boleh dan kenapa itu boleh. Cukup bagi kita meninggalkan segala hal yang dilarang itu dengan ikhlas lillahi ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepada kalian, niscaya menyusahkan kalian” QS. al-Mâidah 101.Baca Juga Perbedaan antara Bid’ah dan Maksiat Bag. 1Meninggalkan maksiat karena Allah, jadilah hamba muliaMenjauhi hal-hal yang haram karena Allah, akan menjadikan kita hamba Allah yang baik ibadahnya. Tentu saja, orang-orang beriman yang berusaha menjauhi segala larangan Allah dalam setiap peribadatannya, akan merasakan ketenangan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ“Sesungguhnya jika Engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik” HR. Ahmad 5 363.Allah juga akan mempermudah hamba-Nya melakukan amalan ibadah dengan perasaan yang bahagia, sehingga pada akhirnya akan menjadikan ibadah yang dilakukan semakin dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,اِتَّقِ الْمَحَارِمَ، تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ…“Takutlah Engkau kepada yang hal-hal yang haram, niscaya Engkau menjadi orang yang paling hebat ibadahnya” HR. Ahmad II/310, at-Tirmidzi no. 2305.Kenalilah tingkatan maksiatPada dasarnya, tidak ada toleransi bagi kita untuk bermaksiat kepada Allah dengan melakukan dosa. Kecuali pada kondisi tertentu yang disebut “mudhtor/مدضر” atau terpaksa karena membahayakan. Lima keadaan darurat yang menjadi pengecualian dharuriyyatul-khams, yaitu pada dîn agama, jiwa, keturunan, akal, dan karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui dengan jelas apa-apa saja bentuk larangan Allah Ta’ala. Di antara larangan Allah tersebut adalah melakukan dosa-dosa besar. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,إِن تَجْتَنِبُوا۟ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga” QS. An-Nisaa’ 31.Setelah itu ada juga batasan-batasan makanan, pakaian, dan pekerjaan, yang wajib berasal dari sumber yang halal. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌوَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ مُسْلِمٌ.“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik thayyib, tidak menerima kecuali yang baik thayyib. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh’ QS. Al-Mu’minun 51. Dan Allah Ta’ala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu’ QS. Al-Baqarah 172. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul” HR. Muslim no. 1015.Kita juga mesti senantiasa menjaga diri dari perkara-perkara yang samar. Maksudnya perkara tersebut tidak jelas antara hal yang haram dan halal, atau biasa disebut syubuhat.Diriwayatkan dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الَحرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ أَلاَّ وِإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ – رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat –yang masih samar– yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan, dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Ingatlah, di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati jantung” HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599.Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita untuk selalu menambah ilmu agama yang mulia ini, sehingga darinya kita mengetahui perkara-perkara perintah dan larangan Allah. Mudah-mudahan dengannya pula kita dapat membedakan dengan jelas mana yang Allah halalkan dan haramkan, sehingga semakin mendekatkan diri kita kepada keridaan Allah Ta’ala. a’ Juga***Penulis Fauzan HidayatArtikel karenaAllah #tawakkal #baik #tazkiyatunufus Kemuliaan tidak akan pernah dicapai tanpa ikhtiyar yang sungguh-sungguh. Begitupun dengan kemuliaan hidup seseorang di dunia dan kemuliaan seseorang di akherat, semua akan diperoleh dengan upaya maksimal dan harus berlandaskan pada tuntunan yang jelas untuk keberhasilan ikhtiyar kita diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seorang yang beriman melakukan sesuatu hanya karena lillah yakni melakukan sesuatu karena bertujuan dan berharap karena Allah Ta'ala. Begitupun ketika ia meninggalkan sesuatu selayaknya harus karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mari sejenak kita berbagi tentang hal urgen dalam menguatkan maknawiyah kita ini. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits beliau, "Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya Allah Ta'ala akan memberi ganti kepadamu dengan yang lebih baik" HR. Ahmad. Ahmad. Syeikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Hadits diatas sebagai landasan kuat bagi kita untuk melangkah dalam menggapai kemuliaan yang Allah Ta'ala sediakan bagi hambaNYA yang beriman. Barang siapa yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia berusaha dan bertawakkal dengan penuh bersungguh-sungguh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah Ta'ala akan memudahkan tawakkalnya. Memudahkan tawakkalnya bermakna pertolongan Allah, yang merupakan jawaban atas berserah dirinya kepada Allah Ta'ala akan ia peroleh. Marilah kita perhatikan, kisah yang monumental dalam Al Quran, kisah para pemuda beriman 7 pemuda yang menghadapi rezim lalim dan sudah berupaya untuk mendapatkan kebenaran iman mereka. Namun setelah ikhtiyar yang tidak kunjung berakhir dengan jawaban yang mereka cari selama ini, akhirnya mereka berserah diri, menyerahkan diri seluruh hidup dan perkara mereka hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan mereka menyepi di salah satu gua di daerah perbukitan. Yang dalam kisah tersebut mereka tertidur dalam gua tersebut selama 309 tahun. Yang kemudian ketika mereka terbangun dari tidur mereka, seakan mereka tidur hanya semalam saja. Dan mereka ketika mencari tahu tentang kondisi sekitar mereka, mereka mendapati negeri mereka sudah terbebas dari jeratan pemimpin negeri yang lalim dan berubah menjadi negeri yang diberkahi Allah Ta'ala. Inilah sekilas tentang balasan kemuliaan yang datang dari Allah Ta'ala dikarenakan ashabul kahfi merelakan hidup mereka, dengan berikhtiyar dan bertawakal hanya kepada Allah Ta'ala. Baca artikel sebelumnya "A Smile of Happiness" Siapa yang enggan meminta-minta mengemis, maka Allah Ta'ala akana menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta maka ia akan dihormati di mata manusia. Siapa yang bersedia meninggalkan penipuan dalam jual beli, bisnis dan sebagainya, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mendatangkan keberkahan pada jual belinya. Hal ini sudah diperjelas dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki jak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu" HR. Bukhari Muslim Barang siapa yang meninggalkan riba, maka Allah Ta'ala akan membukakan pintu-pintu keberkahan pada tiap rizki yang ia dapatkan. Siapa yang meninggalkan melihat hal hal yang haram, maka Allah Ta'ala akan memberikan cayaha pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meningggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Seperti halnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung" QS. At-Taghabun 16 Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih sifat tawadhu' maka Allah Ta'ala akan membalasnya dengan meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu' rendah hati karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya" HR. Muslim Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memilih untuk mudah memaafkan yang lain, maka Allah Ta'ala akan menganugerahkan pada dirinya kemuliaan pada dirinya. Sebagaimana Sahabat Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya" HR. Muslim Semoga kita senantiasa berikhtiyar untuk menggapai kemuliaan hidup di dunia bahkan untuk kemuliaan yang hakiki di akherat kelak dengan senantiasa memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala agar selalu mencurahkan karunia dengan kokoh iman hingga akhir hayat kita. aamiin Yaa Rabbal 'alamiin.

Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla melainkan Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik untukmu." KISAH TRAGIS SI MURTAD PENGHINA NABI SHALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM. 31-08-2019 | 254 dilihat. Akibat Ilmu Tidak Diamalkan. 24-11-2021 | 275 dilihat.

Muslimah News, NAFSIYAH — Manusia terkadang diberikan kenikmatan terus-menerus sehingga akhirnya membuat ia kurang sensitif dengan nikmat tersebut. Kemudian ia sering membanding-bandingkan kenikmatan yang didapatkannya dengan orang lain. Padahal Allah mencukupi hidupnya, sesuai dengan apa yang ia butuhkan. Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menurunkan sejumlah aturan untuk dipatuhi oleh hamba-Nya. Aturan-aturan tersebut sama sekali tidak boleh dilanggar. Ada halal dan haram, ada perintah serta larangan. Saat manusia menjalankan suatu perintah, kadang ia harus meninggalkan perkara yang disukainya, ketika itu pula ia harus menelan rasa pahit. Seluruh perintah dari Allah Taala hanya akan dilakukan oleh orang-orang mukmin. Karena mereka bersabar dan meyakini bahwa kehidupan sebenarnya yang terdapat berbagai kenikmatan hanya ada di surga. Seorang mukmin meyakini sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” HR Ahmad Seorang mukmin akan meninggalkan penipuan dalam jual beli. Ia yakin bahwa Allah akan mendatangkan keberkahan pada jual belinya. “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilang keberkahan bagi mereka dalam transaksi itu.” Muttafaqun alaih. Seorang mukmin pun akan meninggalkan sifat pelit. Ia memahami bahwa gemar memberi akan menjadikannya mulia di sisi manusia dan menjadi bagian orang-orang yang beruntung. Firman Allah Taala, “Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS At-Taghabun 16. Tidak hanya itu, seorang mukmin juga akan meninggalkan sifat sombong, ia memilih tawaduk karena hal itu akan meninggikan derajatnya di dunia. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seseorang memiliki sifat tawaduk rendah diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” HR Muslim. Seorang mukmin meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan sesama manusia. Karena ia memahami Allah akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Sabda Rasul saw., “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf, melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” HR Muslim Bahkan, ada ganjaran yang luar biasa dari Allah Taala jika seorang muslim meninggalkan kemaksiatan karena-Nya. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan kehinaan maksiat menuju kemuliaan taat, Allah akan membuatnya kaya tanpa harta, mengukuhkannya tanpa tentara, dan membuatnya berjaya tanpa massa pendukung.” HR Baihaqi Kita bisa mengambil ibrah dari suatu kisah yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali. Ia menceritakan tentang Utbah al-Ghulam. Utbah pernah menjadi pelaku maksiat kelas kakap sebelum menjadi seorang waliyullah. Suatu waktu ia tertarik untuk menghadiri majelis Syekh Hasan al-Basri di Irak. Kemudian ia menanyakan perihal maksiat yang pernah dilakukannya kepada Syekh Hasan. “Wahai Syekh, apakah orang seperti aku yang selama hidupnya berbuat maksiat, akankah tobatku diterima Allah Taala? “ Syekh menjawab, “Ya, Allah Taala akan menerima tobatmu dan mengampunimu.” Utbah kaget dan seketika ia pingsan setelah mendengar jawaban Syekh Hasan. Setelah ia siuman, ia menanyakan kembali tentang perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya. Kembali pula Syekh Hasan menjawab dengan jawaban yang sama. Utbah pingsan lagi karena gembira sekali. Saat Utbah sadar, ia mengangkat mukanya dan berdoa kepada Allah Swt., “Ya Allah, kalau benar Engkau telah mengampuni dosaku, mudahkanlah aku dalam memperlajari ilmu agama. Ya Allah, kalau benar Engkau telah mengampuni dosaku, anugerahi aku suara yang indah untuk melantunkan Al-Qur’an. Ya Allah, kalau benar dosaku telah Engkau ampuni, penuhi kecukupan makanan untukku setiap hari.” Doa Utbah ternyata dikabulkan Allah Taala. Ia diberikan kemudahan memahami ilmu agama hingga menjadi orang yang dalam ilmunya. Allah juga menganugerahinya suara indah, sehingga banyak orang kafir masuk Islam saat mendengar bacaan Al-Qur’an darinya. Allah juga memberikan beberapa potong roti lengkap dengan kuahnya setiap pagi untuknya Mukasafah al-Qulub. Inilah balasan Allah Swt. kepada hamba-Nya yang meninggalkan maksiat. Oleh karena itu, Saudariku, jangan ragu untuk meninggalkan larangan Allah, yakni meninggalkan berbagai bentuk kemaksiatan, karena Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Begitu pula kita tidak boleh ragu untuk meninggalkan sistem sekularisme dan menerapkan sistem Islam, karena Allah akan berikan keberkahan dan rahmat-Nya jika kita tunduk dan taat pada-Nya. Wallahualam. [MNews/Rndy-Rgl] Foto sampul iStock

2AkmE.
  • 19nuady5mg.pages.dev/347
  • 19nuady5mg.pages.dev/3
  • 19nuady5mg.pages.dev/445
  • 19nuady5mg.pages.dev/444
  • 19nuady5mg.pages.dev/363
  • 19nuady5mg.pages.dev/358
  • 19nuady5mg.pages.dev/368
  • 19nuady5mg.pages.dev/117
  • kisah meninggalkan sesuatu karena allah